SELAMAT DATANG KAMU, IYA KAMU :D

Selamat Datang di Blog Kami, Jangan Sungkan :D

Senin, 22 Mei 2017

TIGA kitab Jarh dan Ta'dil

Nama                     :  Khalil Nurul Islam (30700115027)
Mata kuliah            :  Ilmu Jarh wa Ta’dil
Judul                      :  Tiga Kitab Jarh wa Ta’dil

Kitab-kitab yang disusun mengenai  Jarh wa Ta’dil ada beberapa macam. Ada orang-orang yang dipercayai saja, ada yang menerangkan orang-orang yang lemah saja atau orang-orang yang mentadliskan hadis . dan ada pula yang melengkapi semuanya. Disamping itu ada yang menerangkan perawi-perawi suatu kitab saja, atau beberapa kitab dan ada yang melengkapi segala kitab.[1]
Adapun  tiga kitab Jarh wa Ta’dil yang menjadi objek pembahasan ini sebagai berikut :
1.    Kitab Al-Jarh wa Ta’di>l
kitab Al-Jarh wa Ta’di>l adalah kitab yang ditulis oleh Abu> Muhammad Abdul-Rahma>n bin Muhammad bin Idris bin Munzir al-Tami>mi> al-Hanzali> al-Ra>zi> bin Abi> Ha>tim yang wafat pada tahun 327 H.
a.    Biografi Penulis
Abdu al-Rahma>n bin Abi> Ha>tim al-Ra>zi> adalah seorang yang berpengetahuan tinggi , memiliki banyak tulisan , dia juga meriwayatkan dari Ayahnya, Sha>lih bin Ahmad dan selain keduanya, dia wafat pada tahun 327 H/ 938 M.[2]
Abdu al-Rahma>n bin Abi> Ha>tim al-Ra>zi> adalah salah seorang huffa>z yang menulis kitab tentang Jarh wa Ta’di>l yang kemudian memiliki manfaat yang banyak, dia pergi mencari hadis dan mendengarkannya di daerah Iraq, Mesir, Damaskus, diantaranya dari Muhammad bin Ya’qu>b al-Dimasyqi, Yazi>d bin Muhammad bin ‘Abd Shamad, Sa’ad bin Muhammad al-Bairu>t, dan selainnya. Dia masuk ke Damaskus untuk menulis hadis . Ali bin Ibra>him mengatakan bahwa Abdu al-Rahma>n melakukan tiga kali perjalanaan yaitu bersama dengan ayahnya pada tahun 255 atau 256 , kemudian perjalanan bersama para Syekh pada tahun 260, perjalanan keduanya tahun 262 ke Mesir dan Syam. Kemudian perjalanan ketiganya tahun 264 ke Asbaha>ni , Yu>nus bin Hubaib, Asyad bin ‘A>shim, dan selainnya. Abi> Abu> al-Wali>d al-Ba>ji> menilai ‘Abdu al-Rahma>n adalah seorang Ha>fiz dan Tsiqah.[3]
b.    Isi kitab
Di dalam Kitab al-Jarh wa Ta’di>l yang ditulis oleh Abu> Muhammad Abdul-Rahma>n bin Muhammad bin Idris bin Munzir al-Tami>mi> al-Hanzali> al-Ra>zi> bin Abi> Ha>tim dimuat pendahuluan yang berisi sekilas tentang jarh dan ta’dil itu sendiri dan sekilas tentang biografi penulis.
Metode yang digunakannya adalah metode dengan menyusunnya per-bab berdasarkan urutan abjad arab dan berisi 9 jilid. Jadi menuliskan hasil kritikan dan pujian berdasarkan sesuai urutan abjad dan dibagian akhir dia menambahkan nama-nama periwayat dengan kuniyah yang berbeda satu sama lainnya.
Dalam kitab ini, dia menuliskan tentang rawi sampai dengan angka 15.808 dengan total 8 jilid, dia tidak hanya menyebutkan yang adil, akan tetapi juga menyebutkan rawi yang pendusta. Diantara contoh dari isi kitabnya sebagai berikut;
1.      Pada nomor 73, jilid ke 7, bab huruf ‘ain, Dia menyebutkan ‘Auf bin Muhammad Abu> Ghassa>n al-Bishri>, dimana Ayahnya juga mendengar darinya, kemudian ketika ditanya tentangnya, ayahnya mengatakan dia adalah seorang yang tsiqah.[4]
2.      Pada nomor 1115, jilid ke 7, bab huruf mim, dia menuliskan Muhammad bin Ayyu>b bin Hisya>m al Muzni yang populer dengan ka>ka> al-Ra>zi, bahwa diriwayatkan dari Humaidi dari Ibnu Uyainah tentang masalah yang berkaitan dengan al-Qur’an dan juga diriwayatkan dari al-Ashma’I dari Abdu al-Rahma>n dia berkata aku bertanya tentangnya kepada Ayahku maka dia mengatakan ini tidak benar , tidak pernah ada dari humaidi . dan mengatakannya seorang Syekh pendusta.[5]
2.    Kitab Al-Takmi>l fi> al-Jarh wa al-Ta’di>l wa Ma’rifati al-Tsiqa>t wa al-Dhu’afa>t wal Muja>hi>l
Kitab ini ditulis oleh Abu> al-Fida>’ Isma>il bin ‘Umar bin Katsi>r al-Qurasyiyyu al-Bashariyyu al-Dimasqiyyu, yang wafat pada tahun 774H.
a.    Biografi penulis
Nama penulis kitab  ini adalah Isma>il bin ‘Umar bin Katsi>r bin Dhau’ bin Katsi>r bin Zar’i  al-Qurasyiyyu al-Bashrawiyyu al-Dimasqiyyu, dengan bergelar ‘Ima>d al-Di>n dan dengan nama kuniyah Abu> al-Fida>’. Dia dilahirkan pada tahun 701H di Bashra Timur Damaskus, Ayahnya adalah Syiha>b al-Di>n Abu> Hafsh bin ‘Umar bin Katsi>r seorang Ulama’, Khuthaba’, Fuqaha>’, dan memiliki perhatian terhadap Bahasa, Syair, dan Ilmu sastra.
Dia telah memulai karirnya dibidang Ilmu pengetahuan di tangan saudara kandungnya yaitu Abdul Wahha>b, dia mampu menamatkan al-Qur’an pada tahun 711 H begitupun memperhatikan Tafsir, sejarah, dan Qira>’at. Diantara Gurunya adalah Burhanuddin al-Faza>ri>, Syamsuddin al-Zahabi>, Ibnu Taimiyah dan selainnya. Sementara yang pernah berguru kepadanya diantaranya adalah al-Ha>fiz Zainuddin al-‘Ira>qi>.
Diantara tulisannya adalah Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Azi>m, al-Bida>yah wal-Niha>yah, al-Fushu>lu fi Ikhtisha>ri Si>rat al-Rasu>l, Ikhtisha>ri ‘Ulu>m al-Hadi>s, Ja>mi’ al-Masa>nid wal-Sunan, dan al-Takmi>l.
Pujian Ulama terhadapnya diantaranya adalah al-Ha>fiz al-Zahabi> yang mengatakan aku telah mendangar seorang faqih, Mufti>, Muhaddis, serta pemilik banyak keutamaan.
Dia wafat pada hari kamis 10 sya’ba>n tahun 774H, dan dikuburkan di dekat kuburan Gurunya yaitu Syaikh al-Isla>m Ibnu Taimiyyah.[6]sementara al-Muqrizi> mengatakan Ibnu Kats>ir wafat di Damaskus pada hari kamis 16 sya’ba>n tahun 774H.[7]
b.    Isi Kitab
Di dalam Kitab al-Jarh wa Ta’di>l yang ditulis oleh Ibnu Katsi>r/Abu> al-Fida>’ dimuat pendahuluan yang berisi sekilas tentang biografi penulis, dan metode yang dipakai oleh penulis.
Metode yang digunakannya dalam penulisannya terbagi kepada 3 bagian yaitu;
1.      Metodenya dalam penjelasan/tara>jum (tahzi>b al-Kama>l). Adapun metode Ibnu Katsi>r dalam meringkas dari kitab tahzi>b al-Kama>l diantaranya adalah menyampaikan nama yang diterjemah secara sempurna sebagaimana kebanyakan yang ada di dalam kitab tahzi>b al-Kama>l.
2.      Penambahan Ibnu Katsi>r dalam penjelasan/tara>jum (tahzi>b al-Kama>l) adakalanya dia membedakannya dengan menggunakan pada penambahannya dengan kata قُلْتُ .
3.      Penambahan Ibnu Katsi>r pada kitab Tahzi>b al-Kama>l.  dalam penambahannya dia mengacu pada kitab Mi>za>n al-I’tida>l milik al-Zahabi>, dan kitab al-Ikma>l fi> Zikri man lahu Riwa>yatun Fi> Musnad Ahmad milik al-Husaini>.[8]
Dalam kitab ini, dia menuliskan tentang rawi sampai dengan angka 2.906 dengan menyebutkan nama berdasarkan hurufnya, kemudian yang memiliki kuniyah, serta para perawi dari kaum wanita. Dia tidak hanya menyebutkan Ra>wi> yang adil, akan tetapi juga menyebutkan rawi yang pendusta. Diantaranya adalah sebagai berikut;
1.      Pada nomor 1111 dia menuliskan Ya>si>n bin Mu’a>z al-Yama>mi> atau Abu> Khalf al-Faqih al-Ku>fiyyu yang populer dengan al-Ziyya>t. Imam Bukha>ri> menilainya Munkarul Hadi>s, Abu> Zar’ah menilainya Dhai>f al-Hadi>s. al-Nasa>’I dan Ibnu Junaid menilainya Matru>k.[9]
2.      Pada nomor 2732 pada pembahasan Ra>wi dari kaum wanita yaitu Shafiyyah binti al-Ha>rits bin Thalhah bin Abi> Thalhah, dia meriwayatkan hadis dari ‘A>isyah Ummul-Mukmini>n, dan meriwayatkan hadis kepada Qata>dah dan Ibnu Si>ri>n, adapun penilaian Ulama terhadapnya yaitu Ibnu Hibba>n menyebutkannya dalam al-Tsiqa>t.[10]

3.      Kitab Tahzi>b al-Tahzi>b

kitab ini ditulis oleh Abu> al-Fadl Ahmad bin ‘Ali> bin Muhammad bin Ahmad bin Hajr al-Asqala>ni> yang wafat pada tahun 852H.
a.    Biografi penulis
Ibnu Hajr adalah seorang Syaikhul Islam Imamnya para Huffa>z pada zamannya berasal dari Mesir dan bermazhab syafi’I lahir pada tahun 773H  menjalani dunia kesastraan dan syair kemudian menekuni dunia hadis sejak tahun 794H. dia banyak mendengar dan mengadakan perjalanan, serta tinggal bersama gurunya al-Ha>fiz Abu> Fadl al-‘Ira>qi, dikisahkan bahwa dia meminum air zam-zam untuk sampai kepada tingkatannya al-Zahabi> dalam menghafal maka diapun mencapainya dan menambahnya. dia telah menulis banyak kitab lebih dari ratusan diantaranya adalah Ta’li>q al-Ta’alluqi , al-Tasywi>q ila> Washl al-Ta’li>q wal-Taufi\>q, Tahzi>b wal-Tahzi>b, Taqri>b Tahzi>b, Lisa>n al-Mi>za>n wal-Isha>bah fi>l-Shaha>bati, Nuktu Ibnu al-Shala>h, Asba>b al-Nuzu>l, Ta’ji>l al-sManfa’ati birija>l al-‘Arba’ah, dan  al-Mudraj wal-Muqtarib fi>l Muttarib.[11]
Diantara gurunya adalah ‘Abdullah bin Muhammad bin Sulaima>n al-Naisabu>ri yang populer dengan al-Nasya>wuri>, Muhammad bin ‘Abdullah bin Zahi>rah al-Makiyyu,  dan Abdul-Rahi>m bin al-Husain bin ‘Abdul-Rahma>n al-Ira>qi>.[12]
b.    Isi kitab
Di dalam Kitab al-Jarh wa Ta’di>l yang ditulis oleh Ibnu Hajar berjumlah 12 jilid, di bagian jilid pertama berisi pendahuluan sekilas tentang metode penulisannya yaitu dia secara khusus meringkas sesuatu yang hanya berkaitan dengan jarh wa ta’dil itu sendiri dan menghilangkan apa yang hadis dikeluarkan oleh periwayatnya.[13]
Ibnu Hajar berkata dia memulainya pada huruf hamzah dengan periwayat yang bernama Ahmad dan pada huruf mim dengan periwayat yang bernama Muhammad, maka kemudian jika pemilik kuniyah adalah yang namanya populer tanpa adanya perbedaan maka dia menyebutkannya dalam bentuk nama, kemudian dia memberitahukan dalam bentuk kuniyah, sedangkan jika mereka periwayat adalah seorang yang tidak populer atau berbeda-beda pendapat tentangnya maka dia menyebutkannya dalam pembahasan kuniyah dan memberitahukan perbedaan-perbedaan nama tersebut kemudian jugan  menyebutkan perawi dari kalangan wanita dan demikian halnya bisa saja sebagian nama-nama itu dua kali diterangkan atau lebih dan dia juga membagi pada periwayat yang masyhur berdasarkan penisbahannya kepada ayahnya, bapaknya, ibunya, pamannya atau semacamnya, kemudian masyhur berdasarkan suku, atau Negara, serta yang masyhur berdasarkan gelar atau semacamnya. Juga berkaitan periwayat yang mubham seperti fulan dari bapaknya, kakeknya, ibunya, pamannya, atau dari laki-laki, wanita dan semacamnya bersama pemberitahuan berdasarkan pada nama yang dikenal dari mereka begitupun para wanita, inilah yang berkaitan dengan kata pengantar kitab kemudian dia menyebutkan setelah hal tersebut tiga pembagian, yaitu syarat-syarat para Imam yang enam, motivasi atas periwayatan yang tsiqah, dan penjelasan kenabian.[14]
Dalam kitab ini dia tidak hanya menyebutkan yang adil, akan tetapi juga menyebutkan rawi yang pendusta. Diantaranya adalah sebagai berikut;
1.      Pada nomor 378 di jilid pertama, dia menuliskan nama Azhar bin Jami>l bin Jana>h al-Ha>syimi>, adapun diantara gurunya adalah ‘Abdul Wahha>b al-Tsaqafi>, Ibnu ‘Uyainah, dan Kha>lid bin Ha>rits, sementara yang menjadi muridnya adalah Imam Bukha>ri>, al-Nasa>’I, dan selain mereka. Al-Nasa’I menilainya dengan lafal “"لا بأس به, dan Ibnu Hibba>n menyebutkannya dalam al-Tsiqa>t.[15]
2.      Pada nomor 741 di jilid pertama, dia menuliskan nama Ayyu>b bin Khaut Abu> Umayyah al-Bashariyyu, adapun yang menjadi gurunya diantaranya adalah Na>fi’, Laits bin Abi> Sali>m, dan Qata>dah sementara yang menjadi muridnya adalah Muhammad bin Mus’ab, Hafs bin ‘Abdul-Rahma>n, dan Syaiba>n. Imam al-Nasa’I dan al-Da>ruqutni> menilainya Matru>k, Ibnu Ma’i>n menilainya hadisnya tidak ditulis, Abu> Ha>tim menilainya hadisnya Dhai>f, rusak, Matru>k, hadisnya tidak ditulis.[16]


                     


[1] Hasbi al-Shiddi>qi.Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis.Cet. 2(Semarang : Pustaka Rezeki Putra, 2009)H.116
[2] Jama>l al-Di>n Abu> al-Farj ‘Abd Rahma>n bin ‘Ali> bin Muhammad al-Jauzi>.Mana>ib al-Ima>m Ahmad. Juz I ( Da>r al-Hijr , 1409 H), H.683.
[3]Ibnu Asa>kir Abu> al-Qa>sim ‘Ali> bin al-Hasan bin Hibatullah. Ta>rikh Dimasyq. Juz XXXV (Da>r al-Fikr lil-Thiba>’at al-‘Amrawi>, 1995 M), H. 357-363.
[4] Abu> Muhammad Abdul-Rahma>n bin Muhammad bin Idris bin Munzir al-Tami>mi> al-Hanzali> al-Ra>zi> bin Abi> Ha>tim. Al-Jarh wa Ta’di<l.Jilid VII (Bairu>t : Thab’atu majlis Da>irat al-Ma’a>rif al-‘Utsma>niyyah,1271H/ 1952M)h.16
[5] Abu> Muhammad Abdul-Rahma>n bin Muhammad bin Idris bin Munzir al-Tami>mi> al-Hanzali> al-Ra>zi> bin Abi> Ha>tim. Al-Jarh wa Ta’di<l.Jilid VII (Bairu>t : Thab’atu majlis Da>irat al-Ma’a>rif al-‘Utsma>niyyah,1271H/ 1952M)h.198
[6] Abu> al-Fida>’ Isma>il bin ‘Umar bin Katsi>r bin Dhau’ bin Katsi>r bin Zar’i  al-Qurasyiyyu al-Bashrawiyyu al-Dimasqiyyu. Al-Takmi>l fi> al-Jarh wa al-Ta’di>l wa Ma’rifati al-Tsiqa>t wa al-Dhu’afa>t wal Muja>hi>l.Juz I( Yaman : Markaz Nu’ma>n lil Buhu>tsi wal-Dira>sa>ti al-Isla>miyyah wa Tahqi>qi al-Tura>tsi wal-Tarjamati,1432H/2011M),H.9-12.
[7] Muhammad bin Ahmad bin ‘Ali> Taqiyuddi>n Abu> Thayyib al-Makiyyu al-Husniyyu al-Fa>si>.al-Zailu al-Taqyi>d fi> Riwa>yati al-Sunani wal-Asa>ni>d.Juz I ( Bairu>t : Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1990M).H.472.
[8] Abu> al-Fida>’ Isma>il bin ‘Umar bin Katsi>r bin Dhau’ bin Katsi>r bin Zar’i  al-Qurasyiyyu al-Bashrawiyyu al-Dimasqiyyu. Al-Takmi>l fi> al-Jarh wa al-Ta’di>l wa Ma’rifati al-Tsiqa>t wa al-Dhu’afa>t wal Muja>hi>l.Juz I( Yaman : Markaz Nu’ma>n lil Buhu>tsi wal-Dira>sa>ti al-Isla>miyyah wa Tahqi>qi al-Tura>tsi wal-Tarjamati,1432H/2011M),H.17-20.
[9] Abu> al-Fida>’ Isma>il bin ‘Umar bin Katsi>r bin Dhau’ bin Katsi>r bin Zar’i  al-Qurasyiyyu al-Bashrawiyyu al-Dimasqiyyu. Al-Takmi>l fi> al-Jarh wa al-Ta’di>l wa Ma’rifati al-Tsiqa>t wa al-Dhu’afa>t wal Muja>hi>l.Juz II( Yaman : Markaz Nu’ma>n lil Buhu>tsi wal-Dira>sa>ti al-Isla>miyyah wa Tahqi>qi al-Tura>tsi wal-Tarjamati,1432H/2011M),H.151.
[10] Abu> al-Fida>’ Isma>il bin ‘Umar bin Katsi>r bin Dhau’ bin Katsi>r bin Zar’i  al-Qurasyiyyu al-Bashrawiyyu al-Dimasqiyyu. Al-Takmi>l fi> al-Jarh wa al-Ta’di>l wa Ma’rifati al-Tsiqa>t wa al-Dhu’afa>t wal Muja>hi>l.Juz IV( Yaman : Markaz Nu’ma>n lil Buhu>tsi wal-Dira>sa>ti al-Isla>miyyah wa Tahqi>qi al-Tura>tsi wal-Tarjamati,1432H/2011M),H.262.
[11] Abdul Rahma>n bin Abi> Bakr Jala>luddi>n al-Suyu>thi>.Thabaqa>t al-Huffa>z. Juz I (Bairu>t : Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah , 1403 H), H..
[12] Abu> al-Fadl Ahmad bin ‘Ali> bin Muhammad bin Ahmad bin Hajr al-Asqala>ni>. Al-Isha>batu fi> Tamyi>zi al-Shaha>bati. Juz I (Bairu>t : Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah , 1403 H), H.90-91.
[13] Abu> al-Fadl Ahmad bin ‘Ali> bin Muhammad bin Ahmad bin Hajr al-Asqala>ni>. Tahzi>b al-Tahzi>b. Juz I (Hind : Matba’atu Da>irah al-Ma’a>rif al-Niza>miyyah, 1326 H), H.3.
[14] Abu> al-Fadl Ahmad bin ‘Ali> bin Muhammad bin Ahmad bin Hajr al-Asqala>ni>. Tahzi>b al-Tahzi>b. Juz I (Hind : Matba’atu Da>irah al-Ma’a>rif al-Niza>miyyah, 1326 H), H.7.
[15] Abu> al-Fadl Ahmad bin ‘Ali> bin Muhammad bin Ahmad bin Hajr al-Asqala>ni>. Tahzi>b al-Tahzi>b. Juz I (Hind : Matba’atu Da>irah al-Ma’a>rif al-Niza>miyyah, 1326 H), H.200-201.
[16] Abu> al-Fadl Ahmad bin ‘Ali> bin Muhammad bin Ahmad bin Hajr al-Asqala>ni>. Tahzi>b al-Tahzi>b. Juz I (Hind : Matba’atu Da>irah al-Ma’a>rif al-Niza>miyyah, 1326 H), H.402.

Kamis, 08 Desember 2016

TARIKH AL-RUWWAT





     TA>RI>KH AL-RUWWA>T





















Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah
Ilmu Rijal al-Hadis
Oleh;
Khalil Nurul Islam

Dosen Pemandu;
Manhajiyah Ilmiyah,Lc,M.Th.I.
PROGRAM STUDI  ILMU HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016






KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami persembahkan kepada kehadiran Tuhan semesta alam yaitu Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kegiatan penulisan makalah ini dapat berjalan dengan baik, meskipun , terdapat beberapa kendala dari penulisan ini yang menunjukkan keterbatasan kapasitas kami sebagai seorang manusia.Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan umat Islam pembawa risalah kebenaran yaitu Rasulullah Muhammad saw.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pembimbing kami , yaitu Manhajiyah Ilmiyah,Lc,M.Th.I.. yang telah memberikan tugas kepada kami yang sekaligus kami dididik dan dilatih untuk jauh lebih  berkualitas dan profesional sesuai bidang studi kami  di dalam dunia perkuliahan.
Kami juga meminta maaf atas kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam penulisan makalah kami .Oleh karena itu , kami meminta saran dan kritikan yang akan membawa kami menuju kearah yang lebih baik.










Daftar Isi

Kata Pengantar        ……………………………………………………………3
Bab 1 Pembahasan
1.    Pengertian ………………………………………………………..…4
2.    Urgensi dan Manfaatnya…………………………………………..5
3.    Contoh Sejarah Ra>wi………………………………………………6
4.    Kitab Ta>rikh al-Ruwwa>t…………………………………………..6
Bab 2 penutup
1.    Kesimpulan …………………………………………………………8
Daftar Pustaka …………………………………………………………………9













BAB I
PEMBAHASAN
1.    Pengertian
Secara bahasa ta>ri>kh adalah mashdar dari al-Rakha ((ارخ yang diringankan hamzah padanya.
Secara istilah berarti :

التعريف بالوقت الذي تضبط به الأحوال من المواليد والوفيات والوقائع وغيرها[1]


Terjemahannya;
Pengetahuan tentang waktu yang terkait dengan keadaan-keadaan tentang kelahiran dan wafat dan tempat-tempat dan selainnya.

Adapun maksudnya adalah pengetahuan tentang sejarah kelahiran para ra>wi , guru-guru mereka ,kunjungan  mereka di berbagai Negara , dan wafatnya mereka.
Sedangkan kata al-Ruwa>t adalah berasal dari kata kerja Rawa>  ( روي ) dan merupakan bentuk jamak dari Ra>win (راو ) sebagaimana dijelaskan dalam kitab maqa>yi>su al-Lugha>t sebagai berikut;


وَهُوَ رَاوٍ مِنْ قَوْمٍ رُوَاةٍ، وَهُمُ الَّذِينَ يَأْتُونَهُمْ بِالْمَاءِ. فَالْأَصْلُ هَذَا، ثُمَّ شُبِّهَ بِهِ الَّذِي يَأْتِي الْقَوْمَ بِعِلْمٍ أَوْ خَبَرٍ فَيَرْوِيهِ.[2]
                       


Terjemahannya;
Yaitu seorang rawi dari kaum rawi, yaitu yang datang kepada mereka dengan membawa air . maka aslinya adalah ini , kemudian diserupakanlah kepada seorang yang datang kepada suatu kaum dengan  membawa ilmu atau berita kemudian  meriwayatkannya .
            Ta>ri>kh al-Ruwwa>t merupakan cabang dari Ilmu Rijal al-Hadis , dimana di dalam ilmu ini dipelajari tentang keadaan para periwayat yang menjadi sanad, kitab yang disusun dalam ilmu ini banyak ragamnya, Ada yang menerangkan riwayat-riwayat riangkas dari para sahabat saja. Ada yang menerangkan riwayat umum para perawi . ada yang menerangkan periwayat yang dipercayai saja. Ada yang menerangkan riwayat –riwayat para perawi yang lemah-lemah, atau para mudallis, atau para pembuat hadis maudhu’.[3]

2.      Urgensi dan Manfaatnya
Banyak manfaat dari mempelajari sebuah sejarah termasuk sejarah para perawi, dalam kitab Taisi>r Mushthalah al-Hadis dijelaskan sebagai berikut;

هو فن مهم , قال سفيان الثوري : لما استعمل الرواة الكذب استعملنا لهم التاريخ , و من فوائده معرفة اتصال السند او انقطاعه         [4] .

Terjemahannya;
Pembahasan Ta>ri>kh al-Ruwwa>h Adalah perkara yang penting , Sufyan al-Tsauri mengatakan ketika periwayat yang dusta dipakai, maka kami menggunakan sejarah mereka . dan diantara manfaatnya  adalah mengetahui ketersambungannya sanad serta terputusnya.
3.      Contoh Sejarah Ra>wi
Contoh singkat salah satu sejarah sahabat periwayat hadis adalah Bila>l bin Raba>h yang dijelaskan oleh al-Asqala>ni dalam kitabnya sebagai berikut:
بلال بن رباح الحبشي المؤذن، وهو بلال بن حمامة، وهي أمّه.
اشتراه أبو بكر الصديق من المشركين لما كانوا يعذّبونه على «التّوحيد» ، فأعتقه، فلزم النبيّ صلّى اللَّه عليه وسلم وأذّن له، وشهد معه جميع المشاهد، وآخى النبي صلّى اللَّه عليه وسلم بينه وبين أبي عبيدة بن الجرّاح[5].
Terjemahannya;
Bila>l bin Raba>h al-habasyi seorang muazin , yaitu Bilal bin Hama>mah , Hama>mah adalah nama ibunya. Abu Bakr al-Shiddiq membelinya dari orang-orang musyrik yang ketika itu menyiksanya karena meng-Esakan Allah maka Abu Bakr membebaskannya, maka kemudian dia menetap disisi Nabi saw. Dan mengumandangkan azan untuknya, dan bersahadat bersama seluruh orang yang bersahadat , kemudian Nabi saw. Mempersaudarakannya dengan Abi Ubaidah Jarra>h .
4.      Kitab Ta>rikh al-Ruwwa>t
Ulama yang mula-mula menyusun kitab riwayat ringkas para sahabat adalah al-Bukha>ri (256H.), usaha itu kemudian dilanjutkan oleh Muhammad ibn Sa’ad (230 H.) , sesudah itu muncullah beberapa ahli lagi .diantaranya Ibnu al-Barr (463H.), kitabnya bernama al-Isti’ab.[6]
Kitab yang paling populer tentang sahabat adalah;
a.      al-Isha>bah  fi> tamyi>zi al-Shaha>bati yang disusun oleh ibnu hajar al-Asqaala>ni.
b.      Usdu al-gha>bah fi ma’rifati al-Shaha>bati yang disusun oleh ‘Ali bin Muhammad al-Jaari> yang populer dengan Ibnu utsair.
c.       Al-Isti>’a>b fi asma>I al-ashha>b yang disusun oleh Ibnu Abd. Barri.
Sedangkan kitab yang paling popular tentang tabi’in adalah kitab Ma’rifat al-Ta>bi’in yang disusun oleh ibnu Fathi>s al-Andalu>si>>.[7]









BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Ta>rikh al-Ruwwa>t merupakan bagian atau cabang dari Ilmu Rijal al-Hadis, dimana dalam Ta>rikh al-Ruwwa>t ini dibahas tentang biografi atau sejarah para Ra>wi hadis.
2.      diantara manfaat dari mempelajari Ta>rikh al-Ruwwa>t adalah mengetahui ketersambungannya sanad serta terputusnya
3.      Kitab yang paling populer tentang sahabat adalah;
a.      al-Isha>bah  fi> tamyi>zi al-Shaha>bati yang disusun oleh ibnu hajar al-Asqaala>ni.
b.      Usdu al-gha>bah fi ma’rifati al-Shaha>bati yang disusun oleh ‘Ali bin Muhammad al-Jaari> yang populer dengan Ibnu utsair.
c.       Al-Isti>’a>b fi asma>I al-ashha>b yang disusun oleh Ibnu Abd. Barri.
Sedangkan kitab yang paling popular tentang tabi’in adalah kitab Ma’rifat al-Ta>bi’in yang disusun oleh ibnu Fathi>s al-Andalu>si>>.






Daftar Pustaka
Al-Ra>zi>,Ahmad bin Fa>ris bin Zakariyya al-Qaawaini>,Mu’jam Maqa>yi>sul Lughah.Dar al-Fikr,1979.
Al-Thahha>n, Mahmud, Taisi>r  Mushthalah al-Hadi>s. Cet.8 ; Riyadh : Maktabah al-Ma’a>rif,1987.
Al-Shiddieqy, Muhammad Hasbi ,Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits.Ed.3; Semarang:Pustaka Rezki Putra,2009.
al-‘Asqala>ni, Abu al-Fadhl ahmad bin ‘Ali> bin Muhammad bin Ahmad bin hajr, al-Isha>bah  fi> tamyi>zi al-Shaha>bati .Cet.I ; Bairu>t: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah ,1415H.



[1]Mahmud al-Thahhan,Taisi>r  Mushthalah al-Hadi>s , h.225.
[2] Ahmad bin Fa>ris bin Zakariyya al-Qaawaini al-Ra>zi>,>,Mu’jam Maqa>yi>sul Lughah, juz 2, h.453.

[3] Muhammad Hasbi al-Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits.Ed.3,h.114.
[4] Mahmud al-Thahhan,Taisi>r  Mushthalah al-Hadi>s , h.225
[5] Abu al-Fadhl ahmad bin ‘Ali> bin Muhammad bin Ahmad bin hajr al-‘Asqala>ni, al-Isha>bah  fi> tamyi>zi al-Shaha>bati .Cet.I , juz 1,h.455 .
[6] Muhammad Hasbi al-Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits.Ed.3,h.114.
[7] Mahmud al-Thahhan,Taisi>r  Mushthalah al-Hadi>s , h.198-202.