Nama : Khalil
Nurul Islam
Nim :
30700115027
Materi Pembahasan :Penafsiran Ayat al-Qur’an
(juz 25-26) dengan
menggunakan metode :Munasabah ayat, Asbab al-Nuzul, dan Nasikh wa Mansukh
1.
Penafsiran ayat al-Qur’an dengan metode
Munasabah ayat
Adapun contohnya terdapat dalam kitab tafsir al-Qur’an al-‘Azhim karya Imam Ibnu
Katsir diantara penafsirannya dengan
metode munasabah ayat dapat dilihat pada halaman 193 yang menafsirkan ayat
al-Qur’an pada surah al-Syura sebagai berikut :
Surah
al-Syura ayat 10 :
وَمَا
اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ ذلِكُمُ اللَّهُ رَبِّي
عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Terjemahannya
:
Tentang sesuatu apapun kamu
berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (yang mempunyai
sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah Aku bertawakkal dan
kepada-Nyalah Aku kembali.
Mengaitkannya
dengan al-Nisa’ayat 59
يا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ
مِنْكُمْ فَإِنْ تَنازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ
كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Terjemahannya:
Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
Kata فحكمه الي الله
dikaitkan dengan kata فردوه الي الله والرسول
(tafsir al-Qur’an al-‘Azhim Imam Ibnu Katsir : 193 )
2.
Penafsiran ayat al-Qur’an dengan
metode Asbab al-Nuzul
Adapun contohnya terdapat dalam kitab tafsir ayatul ahkam min al-Qur’an al-Karim
tulisan Muhammad ‘Ali al-Shabuni halaman
342 yaitu menafsirkan atau menjelaskan ayat al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 6 :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا
بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Terjemahannya :
Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Ayat ini disebutkan asbab al-Nuzulnya yaitu
dengan mengambil hadis riwayat Imam Ahmad sebagai berikut :
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ سَابِقٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ دِينَارٍ حَدَّثَنَا أَبِي أَنَّهُ
سَمِعَ الْحَارِثَ بْنَ أَبِي ضِرَارٍ الْخُزَاعِيِّ
قَدِمْتُ
عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَانِي إِلَى الْإِسْلَامِ
فَدَخَلْتُ فِيهِ وَأَقْرَرْتُ بِهِ فَدَعَانِي إِلَى الزَّكَاةِ فَأَقْرَرْتُ بِهَا
وَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرْجِعُ إِلَى قَوْمِي فَأَدْعُوهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ
وَأَدَاءِ الزَّكَاةِ فَمَنْ اسْتَجَابَ لِي جَمَعْتُ زَكَاتَهُ فَيُرْسِلُ إِلَيَّ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولًا لِإِبَّانِ كَذَا وَكَذَا
لِيَأْتِيَكَ مَا جَمَعْتُ مِنْ الزَّكَاةِ فَلَمَّا جَمَعَ الْحَارِثُ الزَّكَاةَ
مِمَّنْ اسْتَجَابَ لَهُ وَبَلَغَ الْإِبَّانَ الَّذِي أَرَادَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُبْعَثَ إِلَيْهِ احْتَبَسَ عَلَيْهِ الرَّسُولُ
فَلَمْ يَأْتِهِ فَظَنَّ الْحَارِثُ أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ فِيهِ سَخْطَةٌ مِنْ اللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ وَرَسُولِهِ فَدَعَا بِسَرَوَاتِ قَوْمِهِ فَقَالَ لَهُمْ إِنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ وَقَّتَ لِي وَقْتًا يُرْسِلُ إِلَيَّ
رَسُولَهُ لِيَقْبِضَ مَا كَانَ عِنْدِي مِنْ الزَّكَاةِ وَلَيْسَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْخُلْفُ وَلَا أَرَى حَبْسَ رَسُولِهِ إِلَّا
مِنْ سَخْطَةٍ كَانَتْ فَانْطَلِقُوا فَنَأْتِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَلِيدَ
بْنَ عُقْبَةَ إِلَى الْحَارِثِ لِيَقْبِضَ مَا كَانَ عِنْدَهُ مِمَّا جَمَعَ مِنْ
الزَّكَاةِ فَلَمَّا أَنْ سَارَ الْوَلِيدُ حَتَّى بَلَغَ بَعْضَ الطَّرِيقِ فَرِقَ
فَرَجَعَ فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّ الْحَارِثَ مَنَعَنِي الزَّكَاةَ وَأَرَادَ قَتْلِي فَضَرَبَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَعْثَ إِلَى الْحَارِثِ فَأَقْبَلَ
الْحَارِثُ بِأَصْحَابِهِ إِذْ اسْتَقْبَلَ الْبَعْثَ وَفَصَلَ مِنْ الْمَدِينَةِ لَقِيَهُمْ
الْحَارِثُ فَقَالُوا هَذَا الْحَارِثُ فَلَمَّا غَشِيَهُمْ قَالَ لَهُمْ إِلَى مَنْ
بُعِثْتُمْ قَالُوا إِلَيْكَ قَالَ وَلِمَ قَالُوا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بَعَثَ إِلَيْكَ الْوَلِيدَ بْنَ عُقْبَةَ فَزَعَمَ أَنَّكَ
مَنَعْتَهُ الزَّكَاةَ وَأَرَدْتَ قَتْلَهُ قَالَ لَا وَالَّذِي بَعَثَ مُحَمَّدًا
بِالْحَقِّ مَا رَأَيْتُهُ بَتَّةً وَلَا أَتَانِي فَلَمَّا دَخَلَ الْحَارِثُ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنَعْتَ الزَّكَاةَ وَأَرَدْتَ
قَتْلَ رَسُولِي قَالَ لَا وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا رَأَيْتُهُ وَلَا أَتَانِي
وَمَا أَقْبَلْتُ إِلَّا حِينَ احْتَبَسَ عَلَيَّ رَسُولُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَشِيتُ أَنْ تَكُونَ كَانَتْ سَخْطَةً مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَرَسُولِهِ قَالَ فَنَزَلَتْ الْحُجُرَات
{ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا
قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ }
terjemahannya:
(AHMAD -
17731) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sabiq Telah menceritakan
kepada kami Isa bin Dinar Telah menceritakan kepada kami bapakku bahwa ia
mendengar Al Harits bin Abu Dlirar Al Khuza'i ia berkata; Saya mendatangi
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau mengajakku untuk masuk
Islam, maka aku pun masuk Islam dan mengikrarkannya. Kemudian beliau menyuruhku
untuk mengeluarkan zakat, maka aku pun mengikrarkannya. Dan saya pun berkata,
"Wahai Rasulullah, saya akan pulang ke kaumku untuk mengajak mereka masuk
Islam dan menunaikan zakat. Barangsiapa yang menyambut panggilan dakwahku, maka
akan aku kumpulkan zakat yang dikeluarkannya." Kemudian Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mengutus seorang utusan untuk waktu yang telah ditetapkan
dengan tujuan untuk mengambil zakat yang kamu kumpulkan. Ketika Al Harits telah
mengumpulkan zakat dari orang yang memenuhi panggilan dakwahnya, bertepatan
waktu yang disepakatinya dengan Rasulullah untuk mengutus utusannya, ternyata
utusannya tertahan oleh suatu hal sehingga tidak dapat datang, sehingga Al
Harits menduga bahwa ketidak datangan utusan Rasulullah adalah pertanda dari
murka beliau, maka Al Harits-pun memanggil para pembesar kaumnya seraya
berkata: " Rasulullah sebenarnya telah menentukan suatu waktu mengirim
utusan kepadaku untuk menerima kumpulan zakat yang telah aku kumpulkan, tetapi
aku melihat tertahannya/ketidak datangan utusan beliau adalah pertanda dari murka
beliau, maka mereka lalu berangkat dan mendatangi Rasulullah. Bersamaan itu
pula Rasulullah telah mengirim Walid bin Uqbah ke Harits untuk mengumpulkan
zakat yang telah dikumpulkan oleh Al Harits. Ketika telah sampai setengah
perjalanan, Walid bin Uqbah kembali lagi dan mendatangi Rasulullah dan berkata:
"Wahai Rasulullah sesungguhnya Al Harits telah mencegahku untuk mengambil
zakat dan malah berniat untuk membunuhku", maka Rasulullah lalu mengirim
rombongan untuk menemui Al Harits dan para sahabatnya. Ketika sampai di luar
Madinah, Al Harits menemui mereka dan mereka berkata: "Inikah Al Harits??
Maka ketika Al Harits mendatangi mereka, dia berkata: "Kepada siapakah
kalian diutus"?? mereka lalu menjawab: "Kepadamu" lalu Al Harits
bertanya: "Kenapa?? Mereka menjawab: "Bahwa Rasulullah telah mengirim
untukmu utusan, lalu dia menduga bahwa engkau telah menahan zakat serta
berkeinginan untuk membunuhnya". Maka Al Harits berkata: "Demi dzat
yang mengutus Muhammad, sesungguhnya kita tidak seperti yang kalian tuduhkan,
bahkan kami belum pernah melihat utusan Rasulullah sama sekali dan dia tidak
mendatangiku". Ketika Alharits menemui Rasulullah, berkatalah beliau
kepada Al Harits: "Wahai Al Harits sungguh kalian telah menahan zakat dan
berniat untuk membunuh utusanku", lalu Al Harits menjawab: "Demi Dzat
yang mengirim engkau sebagai utusan-Nya, aku tidak seperti itu, utusanmu tidak
pernah datang dan menemuiku. Bahkan kami menduga bahwa ketika utusanmu tidak
datang pada waktu yang telah ditentukan, kami menduga bahwa itu adalah pertanda
dari kemurkaan Allah dan Rasul-Nya kepada kami-kami ini", spontan turunlah
ayat: Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu (QS. Al hujurat, 6) "(tafsi>r a>ya>tul ahkam
min al-Qur’an al-Karim Muhammad ‘Ali
al-Shabuni :342).
3.
Penafsiran ayat al-Qur’an dengan
metode Nasikh wa Mansukh
Penafsiran
ayat al-Qur’an dengan metode Nasikh wa Mansukh juga terdapat dalam kitab tafsir
al-Qur’an al-‘Azhim karya Imam Ibnu Katsir
halaman 190 , yaitu pada Surah al-Syura ayat 5
تَكادُ
السَّماواتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ
رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَلا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ
Terjemahannya :
Hampir saja langit itu pecah dari
sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta
memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi.
Ingatlah, bahwa Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Penyayang.
Di nasakh
dengan surah Ghafir ayat 7
الَّذِينَ
يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ
بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً
وَعِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذابَ الْجَحِيمِ
Terjemahannya :
(Malaikat-malaikat) yang memikul
'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan
mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman
(seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi
segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan
mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
menyala-nyala,
Walaupun
dalam kitabnya Imam Ibnu Katsir tidak menjelaskan ayat itu adalah tentang
Nasikh wa mansukh tapi dalam kitab al-Itqan fi ‘Ulumil Qur’an yang dikarang
oleh imam al-Suyuthi , beliau menyebutkan kedua ayat tersebut dalam bab Nasikh
wa Mansukh.