SELAMAT DATANG KAMU, IYA KAMU :D

Selamat Datang di Blog Kami, Jangan Sungkan :D

Kamis, 16 Juni 2016

Tugas Ilmu Al-Qur'an

Nama                                       : Khalil Nurul Islam
Nim                                        : 30700115027        
Materi Pembahasan                 :Penafsiran Ayat al-Qur’an (juz 25-26) dengan
menggunakan metode             :Munasabah ayat,   Asbab al-Nuzul, dan Nasikh wa   Mansukh
1.       Penafsiran ayat al-Qur’an dengan metode Munasabah ayat
            Adapun  contohnya terdapat dalam kitab  tafsir al-Qur’an al-‘Azhim karya Imam Ibnu Katsir  diantara penafsirannya dengan metode munasabah ayat dapat dilihat pada halaman 193 yang menafsirkan ayat al-Qur’an pada surah al-Syura sebagai berikut :
Surah al-Syura ayat 10 :

وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ ذلِكُمُ اللَّهُ رَبِّي عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Terjemahannya :
Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah Aku bertawakkal dan kepada-Nyalah Aku kembali.
Mengaitkannya dengan al-Nisa’ayat 59

يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Terjemahannya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Kata فحكمه الي الله  dikaitkan dengan kata فردوه الي الله والرسول  (tafsir al-Qur’an al-‘Azhim Imam Ibnu Katsir  : 193 )

2.      Penafsiran ayat al-Qur’an dengan metode Asbab al-Nuzul
            Adapun  contohnya terdapat dalam kitab  tafsir ayatul ahkam min al-Qur’an al-Karim tulisan Muhammad ‘Ali al-Shabuni  halaman 342 yaitu menafsirkan atau menjelaskan ayat al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 6 :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Terjemahannya :
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.


    Ayat ini disebutkan asbab al-Nuzulnya yaitu dengan mengambil hadis riwayat Imam Ahmad sebagai berikut :

    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَابِقٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ دِينَارٍ حَدَّثَنَا أَبِي أَنَّهُ سَمِعَ الْحَارِثَ بْنَ أَبِي ضِرَارٍ الْخُزَاعِيِّ

    قَدِمْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَانِي إِلَى الْإِسْلَامِ فَدَخَلْتُ فِيهِ وَأَقْرَرْتُ بِهِ فَدَعَانِي إِلَى الزَّكَاةِ فَأَقْرَرْتُ بِهَا وَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرْجِعُ إِلَى قَوْمِي فَأَدْعُوهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ وَأَدَاءِ الزَّكَاةِ فَمَنْ اسْتَجَابَ لِي جَمَعْتُ زَكَاتَهُ فَيُرْسِلُ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولًا لِإِبَّانِ كَذَا وَكَذَا لِيَأْتِيَكَ مَا جَمَعْتُ مِنْ الزَّكَاةِ فَلَمَّا جَمَعَ الْحَارِثُ الزَّكَاةَ مِمَّنْ اسْتَجَابَ لَهُ وَبَلَغَ الْإِبَّانَ الَّذِي أَرَادَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُبْعَثَ إِلَيْهِ احْتَبَسَ عَلَيْهِ الرَّسُولُ فَلَمْ يَأْتِهِ فَظَنَّ الْحَارِثُ أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ فِيهِ سَخْطَةٌ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَرَسُولِهِ فَدَعَا بِسَرَوَاتِ قَوْمِهِ فَقَالَ لَهُمْ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ وَقَّتَ لِي وَقْتًا يُرْسِلُ إِلَيَّ رَسُولَهُ لِيَقْبِضَ مَا كَانَ عِنْدِي مِنْ الزَّكَاةِ وَلَيْسَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْخُلْفُ وَلَا أَرَى حَبْسَ رَسُولِهِ إِلَّا مِنْ سَخْطَةٍ كَانَتْ فَانْطَلِقُوا فَنَأْتِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَلِيدَ بْنَ عُقْبَةَ إِلَى الْحَارِثِ لِيَقْبِضَ مَا كَانَ عِنْدَهُ مِمَّا جَمَعَ مِنْ الزَّكَاةِ فَلَمَّا أَنْ سَارَ الْوَلِيدُ حَتَّى بَلَغَ بَعْضَ الطَّرِيقِ فَرِقَ فَرَجَعَ فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْحَارِثَ مَنَعَنِي الزَّكَاةَ وَأَرَادَ قَتْلِي فَضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَعْثَ إِلَى الْحَارِثِ فَأَقْبَلَ الْحَارِثُ بِأَصْحَابِهِ إِذْ اسْتَقْبَلَ الْبَعْثَ وَفَصَلَ مِنْ الْمَدِينَةِ لَقِيَهُمْ الْحَارِثُ فَقَالُوا هَذَا الْحَارِثُ فَلَمَّا غَشِيَهُمْ قَالَ لَهُمْ إِلَى مَنْ بُعِثْتُمْ قَالُوا إِلَيْكَ قَالَ وَلِمَ قَالُوا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بَعَثَ إِلَيْكَ الْوَلِيدَ بْنَ عُقْبَةَ فَزَعَمَ أَنَّكَ مَنَعْتَهُ الزَّكَاةَ وَأَرَدْتَ قَتْلَهُ قَالَ لَا وَالَّذِي بَعَثَ مُحَمَّدًا بِالْحَقِّ مَا رَأَيْتُهُ بَتَّةً وَلَا أَتَانِي فَلَمَّا دَخَلَ الْحَارِثُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنَعْتَ الزَّكَاةَ وَأَرَدْتَ قَتْلَ رَسُولِي قَالَ لَا وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا رَأَيْتُهُ وَلَا أَتَانِي وَمَا أَقْبَلْتُ إِلَّا حِينَ احْتَبَسَ عَلَيَّ رَسُولُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَشِيتُ أَنْ تَكُونَ كَانَتْ سَخْطَةً مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَرَسُولِهِ قَالَ فَنَزَلَتْ الْحُجُرَات        

    { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ }

terjemahannya:
(AHMAD - 17731) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sabiq Telah menceritakan kepada kami Isa bin Dinar Telah menceritakan kepada kami bapakku bahwa ia mendengar Al Harits bin Abu Dlirar Al Khuza'i ia berkata; Saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau mengajakku untuk masuk Islam, maka aku pun masuk Islam dan mengikrarkannya. Kemudian beliau menyuruhku untuk mengeluarkan zakat, maka aku pun mengikrarkannya. Dan saya pun berkata, "Wahai Rasulullah, saya akan pulang ke kaumku untuk mengajak mereka masuk Islam dan menunaikan zakat. Barangsiapa yang menyambut panggilan dakwahku, maka akan aku kumpulkan zakat yang dikeluarkannya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang utusan untuk waktu yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk mengambil zakat yang kamu kumpulkan. Ketika Al Harits telah mengumpulkan zakat dari orang yang memenuhi panggilan dakwahnya, bertepatan waktu yang disepakatinya dengan Rasulullah untuk mengutus utusannya, ternyata utusannya tertahan oleh suatu hal sehingga tidak dapat datang, sehingga Al Harits menduga bahwa ketidak datangan utusan Rasulullah adalah pertanda dari murka beliau, maka Al Harits-pun memanggil para pembesar kaumnya seraya berkata: " Rasulullah sebenarnya telah menentukan suatu waktu mengirim utusan kepadaku untuk menerima kumpulan zakat yang telah aku kumpulkan, tetapi aku melihat tertahannya/ketidak datangan utusan beliau adalah pertanda dari murka beliau, maka mereka lalu berangkat dan mendatangi Rasulullah. Bersamaan itu pula Rasulullah telah mengirim Walid bin Uqbah ke Harits untuk mengumpulkan zakat yang telah dikumpulkan oleh Al Harits. Ketika telah sampai setengah perjalanan, Walid bin Uqbah kembali lagi dan mendatangi Rasulullah dan berkata: "Wahai Rasulullah sesungguhnya Al Harits telah mencegahku untuk mengambil zakat dan malah berniat untuk membunuhku", maka Rasulullah lalu mengirim rombongan untuk menemui Al Harits dan para sahabatnya. Ketika sampai di luar Madinah, Al Harits menemui mereka dan mereka berkata: "Inikah Al Harits?? Maka ketika Al Harits mendatangi mereka, dia berkata: "Kepada siapakah kalian diutus"?? mereka lalu menjawab: "Kepadamu" lalu Al Harits bertanya: "Kenapa?? Mereka menjawab: "Bahwa Rasulullah telah mengirim untukmu utusan, lalu dia menduga bahwa engkau telah menahan zakat serta berkeinginan untuk membunuhnya". Maka Al Harits berkata: "Demi dzat yang mengutus Muhammad, sesungguhnya kita tidak seperti yang kalian tuduhkan, bahkan kami belum pernah melihat utusan Rasulullah sama sekali dan dia tidak mendatangiku". Ketika Alharits menemui Rasulullah, berkatalah beliau kepada Al Harits: "Wahai Al Harits sungguh kalian telah menahan zakat dan berniat untuk membunuh utusanku", lalu Al Harits menjawab: "Demi Dzat yang mengirim engkau sebagai utusan-Nya, aku tidak seperti itu, utusanmu tidak pernah datang dan menemuiku. Bahkan kami menduga bahwa ketika utusanmu tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, kami menduga bahwa itu adalah pertanda dari kemurkaan Allah dan Rasul-Nya kepada kami-kami ini", spontan turunlah ayat: Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (QS. Al hujurat, 6) "(tafsi>r a>ya>tul ahkam min al-Qur’an al-Karim  Muhammad ‘Ali al-Shabuni  :342).


3.      Penafsiran ayat al-Qur’an dengan metode Nasikh wa Mansukh

Penafsiran ayat al-Qur’an dengan metode Nasikh wa Mansukh juga terdapat dalam kitab tafsir al-Qur’an al-‘Azhim karya Imam Ibnu Katsir  halaman 190 , yaitu pada Surah al-Syura ayat 5

تَكادُ السَّماواتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَلا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Terjemahannya :
Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Penyayang.
Di nasakh dengan surah Ghafir ayat 7
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذابَ الْجَحِيمِ
Terjemahannya :
(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,
Walaupun dalam kitabnya Imam Ibnu Katsir tidak menjelaskan ayat itu adalah tentang Nasikh wa mansukh tapi dalam kitab al-Itqan fi ‘Ulumil Qur’an yang dikarang oleh imam al-Suyuthi , beliau menyebutkan kedua ayat tersebut dalam bab Nasikh wa Mansukh.

Minggu, 05 Juni 2016

Scales My successes


Scales My successes
I looked for myself I found myself
I Know I don’t know
Only trying can treat
wound hidden in hearts
By experience and practice
pleasant greetings
And my best smile
And the absence of a load to be perfect
nothing profit without confidence
Tension uninviting
I used all your gift
Eyes lips face head my voice and my hands
Posture and pose myself
As a gratitude
I know but I doubt so make me believe
I am grateful that when you will add your gift

With Allah I Will Success

And My Success is islamic’s success



Tangga nada kesuksesanku

Kucari diriku kutemukan diriku

Kutahu aku tak tak tahu

Hanya usaha dapat mengobati

Luka yang terpendam di hati

Lewat pengalaman dan praktik

Salam yang menyenangkan

Dan senyuman terbaikku

Serta tidak adanya beban untuk tampil sempurna

Tak ada guna tanpa percaya diri

Rasa tegang tdk menarik

Aku menggunakan seluruh karuniamu

Wajahku mataku bibirku kepalaku suaraku tangan dan kakiku

Postur dan pose diriku

Sebagai suatu kesyukuran

Aku tahu tapi aku ragu maka yakinkanlah aku

Bahwa ketika aku bersyukur engkau akan menambahkan karuniamu

Dengan Allah aku akan sukses

Dan kesuksesanku adalah kesuksesannya islam



جداول نجاحتي
بحثت عن نفسي وجدت نفسي
أعرف أنني لم أعرف
يمكن
المحاولة فقط علاج
جرح مكتمة في القلوب
من خلال التجربة والممارسة
تحية هنيءا
وأفضل تبسمي
وعدم وجود الحمل ليكون كاملا
لا فاءدة دون الثقة
التوتر
غير محبؤب
كنت مستعملا هديتك
وجهي عيوني الشفاهي رئسي صوتي ويدي
الموقف وتشكل نفسي
شكرة واحدة
وأنا أعلم ولكن أشك فاوقني
أنني عندما شكرت لأزيدنني

مع الله ساكون ناجحا

ونجاحتي نجاحة الأسلام

Sabtu, 21 Mei 2016

Murjiah Perspektif al-Syahrasatani dalam kitab al-milal wa al-nihal


Nama                                 : Khalil Nurul Islam

Nim                                   : 30700115027         

Jurusan                              : Ilmu Hadis Khusus

Mata  Kuliah                      : Teologi Islam

Materi Pembahasan                       : Murjiah  Perspektif al-Syahrasata>ni

  1. Defenisi Murjiah

Abu Fathhi Muhammad Abdul Kari>m bin Abi Bakr Ahmad Al-Syahrasata>ni dalam kitabnya al-Milal wa al-Nih}al  , beliau mendefenisikan Murjiah sebagai berikut :

  1. بمعني التأخير كما في قوله تعالي ((#þqä9$s% ÷mÅ_ör& çn%s{r&ur  )[1] أي  أمهله و اخره
  2. بمعني  إعطاء الرجاء[2]

Terjemahannya:

  1. Bermakna mengakhirkan sebagaimana firman Allah swt. ( pemuka-pemuka itu menjawab “beri tanggulah dia dan saudaranya”) yaitu memberi tangguh kepadanya dan mengakhirkannya.
  2. Bermakna pemberian harapan.

Al-Syahrasata>ni mengungkapkan bahwa keumuman nama Murjiah jika dilihat berdasarkan kelompoknya itu sesuai dengan makna yang pertama . karena mereka menangguhkan amal perbuatan tentang niat dan aqad (alasan).

Al-Syahrasata>ni juga mengungkapkan bahwa adapun makna yang ke dua maka itu adalah dza>hir (jelas) , karena mereka mengatakan :

لا تضر مع الأيمان معصية كما لا تنفع مع الكفر طاعة[3]

Terjemahannya :

“maksiat itu tidak memberi kerusakan bersama keimanan sebagaimana tidak berfaedahnya ketaatan bersama kekafiran”.

       Adapun penangguhan adalah mengakhirkan hukum bagi pemilik dosa besar sampai hari kiamat, maka hukum terhadap mereka tidak diputuskan di dunia tentang keadaanya apakah mereka berada di surga atau neraka.

Al-Syahrasata>ni juga menjelaskan bahwa Murjiah terbagi kepada empat macam : Murjiah khawa>rij , Murjiah qadariyah , Murjiah jabariyah , ketiga aliran ini adalah aliran Murjiah yang terpengaruh aliran lain dan yang keempat Murjiah kha>lishah (murni).[4]

  1. Pola Pemikiran Murjiah
    Al-Syahrasata>ni dalam kitabnya al-Milal wa al-Nih}al membagi Murjiah kha>lishah kepada enam aliran yaitu sebagai berikut :

  1. Al-Yu>nusiyyah

Aliran ini adalah pengikut Yu>nus bin ‘Aun al-Nami>riyyi yang mempropagandakan bahwa yang dimaksud dengan iman adalah Ma’rifatu billa>h (mengenal Allah) , dan patuh kepada-Nya , meninggalkan kesombongan atas-Nya , dan rasa cinta dalam hati. Maka siapa yang terkumpul sifat-sifat tersebut dalam dirinya maka dia mukmin dan apa yang selain dari ketaatan maka bukan termasuk dari iman dan tidak jadi masalah meninggalkannya.

Aliran tersebut berasumsi bahwa iblis itu mengenal Allah beserta keesaan-Nya , hanya saja iblis kafir karena kesombongannya kepada Allah.



 4n1r& uŽy9õ3tFó$#ur tb%x.ur z`ÏB šúï͍Ïÿ»s3ø9$#

Terjemahannya:

“Ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”[5].

      Maka siapa di dalam hatinya terdapat perasaan rendah hati kepada Allah , cinta kepada-Nya secara ikhlas dan yakin maka tidak menyalahinya persoalan maksiat. Dan jika ia bermaksiat maka tidak memberi mudarat baginya karena keyakinan dan keikhlasannya, dan adapun orang beriman masuk surga sebab keikhlasan dan kecintaanya, bukan karena amal dan ketaatannya.

  1. Al-‘Ubaidiyyah
    Aliran ini adalah pengikut ‘Ubaid al-Muktaib , dikisahkan mengenai dia , bahwa dia berpendapat , selain daripada kesyirikan itu pasti dimaafakan, dan seorang hamba jika telah meninggal dalam ketauhidannya maka tidak menjadi masalah baginya dosa yang telah ia perbuat .
  2. Al-Ghassa>niyyah
    Aliran ini adalah pengikut ghassa>n al-Ku>fiyyi , yang mempropagandakan bahwa iman adalah mengenal Allah dan Rasul-Nya, pengakuan terhadap apa yang diturunkan-Nya, dan apa yang dibawa Rasul-Nya. Dan iman itu tidak bisa bertambah dan tidak bisa berkurang.   Dan dia juga menjelaskan , jika seseorang mengatakan saya tahu tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan adalah kambing ini. Orang tersebut tetap mukmin tidak kafir.
  3. Al-Tsauba>niyyah
    Aliran ini adalah pengikut Tsauba>ni al-Murji>i  yang mempropagandakan bahwa iman adalah pengetahuan (Ma’rifah) dan pengakuan (Iqra>r) kepada Allah swt. dan Rasul-rasul-Nya . setiap apa yang tidak boleh menurut akal melakukannya dan apa yang menurut akal boleh ditinggalkan maka bukan bagian dari iman , dan aliran ini mengakhirkan amal perbuatan dibanding iman .
    Diantara pendapat yang memiliki kesamaan dengan Tsauba>ni al-Murji>i ini adalah Abu> Marwa>n Ghi>la>n bin Marwa>n al-Dimasyqiyyi , Abu> Syamri , mu>yus bin ‘Imra>n , fadhal al-Raqqa>syiyyi , Muhammad bin Syubaib , ‘Utta>biyyi, dan Sha>lih Qibt .
    Al-Syahrasata>ni mengemukakan dalam kitabnya bahwa Ghi>la>n berpendapat takdir baik dan buruk itu dari seorang hamba , dan dia telah menghimpun tiga rumusan yaitu al-Qadr , al-Irja>’, dan al-Khuru>j.
    Al-Syahrasata>ni di dalam kitabnya terulis bahwa yang pertama kali merumuskan tentang konsep al-Irja>’ adalah Hasan bin Muhammad bin ‘Ali> bin Abi> Tha>lib.[6]
  4.  Al-Tu>maniyyah
    Aliran ini adalah pengikut Abi> Mu’a>z al-Tumaniyyi yang mempropagandakan bahwa iman adalah apa yang terpelihara dari kekafiran yaitu istilah nama bagi perkara yang apabila ditinggalkan maka kafir . dia mengatakan perkara itu adalah al-Ma’rifah , al-Tashdi>q , al-Mahabbah , Ikhla>sh , dan iqra>r (pengakuan) dengan apa yang dibawa oleh Rasul-Nya. Dia mengatakan siapa yang meninggalkan shalat secara sengaja maka dia telah kafir , dan siapa yang meninggalkan shalat dengan niat nanti menggantinya maka dia tidaklah kafir.
  5. Al-Sha>lih}iyyat
    Aliran ini adalalah pengikut Sha>lih bin ‘Umar al-Sha>lihiyyi . dan adapun al-Sha>lihiyyi , Muhammad bin Syubaib , Abu Bakar , Abu Syukri , dan Ghi>la>n , Mereka menghimpun paham Al-Qadr dan Al-Irja>’.
    Al-Sha>lihiy berpendapat bahwa iman adalah hanya mengenal Allah , dan kekafiran adalah sebaliknya yaitu jahil (tidak tahu) dengan Allah . dia mengatakan bahwa yang dimaksud ma’rifatullah adalah rasa cinta , dan rendah hati kepada-Nya.
    Al-Syahrasata>ni dalam kitabnya mengatakan bahwa Ghi>la>n dari aliran qadariyah Murjiah . Adapun Hasan bin Muhammad bin ‘Ali> bin Abi> Tha>lib , sa’i>d bin jabi>r, Thalqu bin H}abi>b , ‘Amru bin Murrah, Muh}a>rib bin Ziya>d , Muqa>thil bin Sulaima>n , Zurrun , ‘Amru bin Zar , H}amma>d bin Sulaima>n ,Abu Hani>fah , Abu Yu>suf ,Muhammad bin H}asan dan Qudaid bin Ja’far.Mereka semuanya adalah Imam di bidang hadis yang tidak mengkafirkan pemilik dosa besar , dan tidak menghukumi dengan kekekalannya di dalam neraka berbeda dengan Khawa>rij dan Qadariyyah.



[1] QS. al-A’ra>f : 111
[2] Abu Fathhi Muhammad Abdul Kari>m bin Abi Bakr Ahmad Al-Syahrasata>ni,al-Milal wa al-Nih}al  , (Libanon : Da>rul Ma’rifah,1993, Cetakan Ketiga), H.161.  

[3] Abu Fathhi Muhammad Abdul Kari>m bin Abi Bakr Ahmad Al-Syahrasata>ni,al-Milal wa al-Nih}al , (Libanon : Da>rul Ma’rifah,1993, Cetakan Ketiga), H.162.
[4] Abu Fathhi Muhammad Abdul Kari>m bin Abi Bakr Ahmad Al-Syahrasata>ni,al-Milal wa al-Nih}al , (Libanon : Da>rul Ma’rifah,1993, Cetakan Ketiga), H.162.
[5] QS. al-Baqarah : 34
[6] Abu Fathhi Muhammad Abdul Kari>m bin Abi Bakr Ahmad Al-Syahrasata>ni,al-Milal wa al-Nih}al , (Libanon : Da>rul Ma’rifah,1993, Cetakan Ketiga), H.166.